Lumpuh

Biru Syailendra
3 min readSep 12, 2023

--

Tuhan menciptakan manusia dengan kemampuan berpikir yang lebih baik, melebihi ciptaan lainnya. Tapi sepertinya kita menggunakan fitur tersebut terlalu berlebihan, haha.

Saya adalah seorang anak yang pendiam sejak kecil. Saya senang sekali mengobservasi, memperhatikan, mendengarkan, dan mempelajari sesuatu. Saat SD saya malas belajar, namun hasil ulangan saya bagus karena saya selalu ingat apa yang guru saya katakan walaupun hal tersebut hanya dikatakan satu kali saja.

Setelah saya remaja barulah saya mengetahui bahwa saya seorang introvert. Saya senang berpikir dan menganalisa segala sesuatu.
“Kenapa hal ini seperti ini?”
“Kenapa hal itu seperti itu?”
“Apa yang membuat dia melakukan itu?”
“Mengapa dia berkata seperti ini?”
“Latar belakang apa yang membuat dia berkarya seperti ini?”

Tidak akan habis pertanyaan di benak saya. Sungguh lama sekali waktu yang senang saya habiskan bermain-main di alam pikiran saya. Selalu ada hal untuk dianalisa. Selalu ada hal untuk dipecahkan misteri dan asal-usul penyebabnya. Saya yang saat SD senang membaca buku Lima Sekawan, saat SMP membaca Detektif Conan, saat SMA fans berat Yagami Light, dan saat kuliah tidak pernah ketinggalan episode anime Hyouka dan serial BBC Sherlock selalu merasa keren jika saya berhasil memecahkan suatu misteri, tidak peduli sesepele apapun hal tersebut.

“Anjay gw berasa detektif, keren banget nggak sih.”

Tapi saat kita beranjak dewasa, kehidupan tidak akan selalu menyuapimu lagi. Tidak ada guru yang mengingatkan setiap hari, bahkan orang tua pun tidak mungkin siap sedia setiap saat. Semua perlu kita jalani sendiri, dengan keputusan kita sendiri, dengan resiko yang kita tanggung sendiri, dan tentunya hasil yang juga akan kita nikmati sendiri. Hal ini yang kemudian membuat kita berpikir berulang kali sebelum mengambil langkah dan keputusan; kita menganalisa.

Namun keberhasilan tidak pernah ada di alam pikiran, ia hanya ada di dalam alam tindakan. Segala analisa yang tiada akhir justru membuat kita lumpuh. Analysis paralysis. Silakan di-googling ya. Almarhum Bob Sadino yang merupakan salah satu pengusaha paling sukses di Indonesia pada masanya pernah bilang,
“Saya tuh goblok dan nggak bisa mikir. Makanya saya cuman bisa lakuin aja. Saya cepat memutuskan. Saya cepat melakukan. Saya cepat salah. Saya cepat membetulkan. Saya cepat mendapat hasil.”

“Orang goblok sulit dapat pekerjaan. Makanya saya buka usaha. Saat usaha saya berhasil, saya pekerjakan orang pintar.”

Banyak dari kita terlalu banyak merencanakan sesuatu, menunggu saat yang tepat untuk melancarkan aksi. “Lihat saja nanti, pada waktunya gw akan meledak.” Namun waktu yang tepat tidak pernah datang. Tentu saja saya sangat menyukai untuk memiliki perencanaan yang baik dan tidak bertindak sembrono. Hingga saat ini saya masih seorang pemikir dan perencana. Saya bahkan sanggup merencanakan sebuah target selama bertahun-tahun. Namun setiap target jangka panjang didapat dengan memecah hal tersebut menjadi target-target kecil yang bisa dicapai dalam rentang waktu dan timeline yang lebih singkat.

In business as in life, you don’t get what you deserve, you get what you negotiate. Act now.

-Biru

Sign up to discover human stories that deepen your understanding of the world.

Free

Distraction-free reading. No ads.

Organize your knowledge with lists and highlights.

Tell your story. Find your audience.

Membership

Read member-only stories

Support writers you read most

Earn money for your writing

Listen to audio narrations

Read offline with the Medium app

--

--

Biru Syailendra
Biru Syailendra

Written by Biru Syailendra

Navigating daily adulting dilemmas.

No responses yet

Write a response